PENGARUH PASAR TERHADAP
PERKEMBANGAN SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
PENDAHULUAN DAN LATAR
BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara yang telah memasuki era
persaingan global, dimana tidak ada batasan dalam setiap individu untuk
mengembangkan bisnis baik dalam lingkup kecil, menengah maupun besar. Dengan
berkembangnya persaingan global yang tidak bisa dibendung
perkembangannya, mengakibatkan usaha-usaha kecil yang kalah bersaing dengan
usaha menengah keatas di dunia bisnis. Sektor perdagangan telah memberikan
kontribusi yang besar pada Produk Domestik Bruto (PDRB) Indonesia. Pasar
merupakan tempat terjadinya kegiatan ekonomi. Pasar tempat terjadinya transaksi
bertemunya penjual dalam memasarkan dagangannya dan pembeli yang ingin memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Di dalam pasar interaksi yang sering terjadi adanya
sistem tawar menawar antara penjual dan pembeli, hal ini sudah menjadi sosial
budaya masyarakat Indonesia hingga saat ini masih dilakukan. Pasar seperti ini
disebut dengan pasar tradisional. Tetapi pada umumnya pasar tradisional di
seluruh Indonesia fasilitas kenyamanan yang menjadi masalah utama. Pasar
tradisional terkesan kotor, kumuh, bau dan lain sebagainya sehingga membuat
para pembeli kurang nyaman.
Dengan berkembangnya zaman untuk memenuhi harapan masyarakat
maka terbentuklah retail modern yang mengedepankan kenyamanan para pembeli
dengan melakukan strategi mengutamakan kebersihan, pelayanan yang baik, serta
mencantumkan label harga di setiap produk–produk yang dijual. Sehingga
masyarakat bisa mengetahui harga barang-barang tersebut tanpa melakukan sistem
tawar-menawar dengan penjual. Ini merupakan perbedaan yang sangat menonjol
dengan pasar tradisional. Saat ini terdapat beberapa peritelan modern yang juga
bersaing dengan retail-retail modern lainya.
Persaingan pasar tradisional dengan retail modern saat ini bisa
dikatakan sebagai persaingan global bukan lagi persaingan lokal. Pasar
tradisional telah dihadapkan dengan pesaing-pesaing asing. Retail modern kini
telah menjamur diberbagai kota atau pedesaan seluruh Indonesia. Dan disisi lain
secara signifikan perkembangan retail modern mendorong pertumbuhan subsektor
perdagangan. Sehingga dapat mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDRB)
suatu wilayah. Hal ini pemerintah daerah tentunya tertarik untuk mengembangkan
pasar modern masuk ke wilayah daerahnya. Tetapi disisi lain retail modern yang
berkembang jika dilihat dari pedagang-pedagang di pasar tradisional fenomena
ini merupakan ancaman bagi para pedagang pasar tradisional atau malah
menguntungkan bagi pedagang-pedagang tersebut. Dengan adanyaotonomi daerah,
daerah memiliki kewenangan untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dengan cara dan
kebijakan masing-masing.
STRATEGI PEDAGANG PASAR TRADISIONAL MENGHADAPI PERSAINGAN dengan
RETAIL MODERN dan PREFERENSI KONSUMEN
(Studi Kasus Pada Pasar Legi Kota Blitar)
Yenika Sri Rahayu, Bahtiar Fitanto, Fakultas Ekonomi Universitas
Brawijaya
Perekonomian Kota Blitar didominasi oleh sektor perdagangan,
hotel dan restoran. Sektor perdagangan menyumbang terbesar nomor satu
mengalahkan sektor pertanian pada Produk Domestik Bruto (PDRB) di Kota Blitar
dilihat dari data PDRB tahun 2006-2010. Perkembangan ekonomi yang terjadi
menyebabkan adanya persaingan yang terjadi antara kegiatan ekonomi yang
bersifat tradisional dengan kegiatan-kegiatan ekonomi yang sudah modern.
Fenomena seperti ini dipertegas dengan teori Dualisme yang dicetuskan pertama
kali oleh J.H Boeke dalam bukunya yang berjudul Economics and economic Policy
in Dual Societies, 1953. Dalam sebuah persaingan usaha sangat diperlukan adanya
strategi. Strategi merupakan modal utama untuk bertahan. Menurut Swastha (2002:
193) bagi perusahaan kecil maupun perusahaan yang ingin meningkatkan
efisiensinya, dapat mengadakan segmentasi pasar. Dalam usaha perdagangan
persaingan antara para pedagang sudah wajar, masing-masing pedagang
menginginkan usaha yang dibangunnya bisa berjalan dengan baik dan mampu
bersaingan dengan para pedagang lain. Tetapi walaupun persaingan tidak bisa
dihindari dapat diharapkan bisa melakukan persaingan dengan sehat. Dengan
begitu para pedagang pasti mempunyai strategi khusus untuk bertahan dan
bagaimana menjaga jumlah konsumennya tidak menurun.
Keberadaan minimarket Indomaret dikhawatirkan akan menjadi salah
satu penyebab yang bisa menurunkan jumlah konsumen para pedagang tradisional.
Karena dengan adanya suatu hal yang baru tentu bisa mempengaruhi pola perilaku
pembelian kosumen di mana konsumen dulunya hanya berbelanja di pasar
tradisional kini berpindah berbelanja ke minimarket. Di mana perbedaan
minimarket dan pasar tradisional sangat berbeda jauh. Melihat hal ini
bagaimanakahtanggapan para pedagang pasra tradisional ketika para konsumen
beralih ke minimarket imbasnya bisa menurunkan jumlah konsumen yang berbelanja.
Pedagang pasar tradisional rata-rata memiliki tingkat pendidikan
yang rendah sehingga ketika para pedagang pasar ditanyai mengenai strategi apa
agar bisa bersaing dan bertahan untuk menarik pelanggan mereka agar tidak
berpindah mereka hanya bisa menjawab tidak ada strategi khusus hanya saja
selalu mengutamakan pelayanan dengan sikap yang ramah terhadap konsumen, memberikan
rasa kepercayaan penuh ketika ada konsumen yang ingin berhutang serta faktor
harga yang penting, harga faktor utama yang bisa menarik para konsumen.
IDENTIFIKASI STRUKTUR PASAR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
PEMBENTUKAN HARGA (STUDI KASUS PADA SENTRA INDUSTRI KERIPIK TEMPE SANAN MALANG)
Winda Wahyu Widyasari, Asfi Manzilati
Dalam rangka meningkatkan peran UKM, aspek mikroekonomi juga
perlu diterapkan. Salah satunya pemikiran mengenai struktur pasar dan
pembentukan harganya. Dalam pemikiran level mikro neoklasik, dijelaskan tentang
bagaimana struktur pasar atau mekanisme pasar (permintaan dan penawaran) dapat
menjadi determinan dalampembentukan harga, output dan pendapatan. Sanan
merupakan salah satu daerah UKM di Kota Malang yang perekonomiannya berkembang
pesat karena usaha keripik tempenya. Sampai sekarang para pedagang di daerah
Sanan tersebut masih bisa mempertahankan perkembangan usahanya. Dan bahkan
beberapa dari mereka ada yang semakin maju dalam pengembangan usahanya.
Dalam hal ini pembentukan harga memiliki peran yang sangat penting didalamnya,
bagaimana mekanisme harga di dalam usaha tersebut dan harga para pesaing
terbentuk sehingga nantinya mereka tetap dapat menarik minat konsumen serta
mempertahankan para pelanggannya. Maka untuk mengetahui itu semua
diperlukan identifikasi struktur pasar di dalamnya, serta tentang bagaimana
struktur pasar tersebut dapat berimplikasi terhadap proses terbentuknya harga,
sehingga mereka bisa tetap mempertahankan perkembangan usahanya. Untuk itu
disini peneliti akan mengamati bagaimana identifikasi struktur pasar dan
implikasinya terhadap pembentukan harga (studi kasus pada Sentra Industri
Keripik Tempe Sanan Malang). Dengan menggunakan analisis kualitatif dan
pendekatan fenomenologis sehingga dapat menjawab rumusan masalah
pada penelitian. Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa struktur
pasar di Sentra Industri Keripik Tempe Sanan lebih mengarah ke pasar
persaingan monopolistik dilihat dari ciri-cirinya yang tidak terdapat hambatan
untuk masuk, banyaknya penjual, tidak ada kerja sama dan diferensiasi produk.
Hal ini berimplikasi terhadap pembentukan harga di Sanan yang juga
sendiri-sendiri dan tidak ada kerjasama.
PERKEMBANGAN PASAR DAN PROSPEK AGRIBISNIS KARET
DI INDONESIA
Chairil Anwar
(Pusat Penelitian Karet)
Ringkasan
Perkembangan pasar karet alam dalam kurun waktu tiga tahun
terakhir relative kondusif bagi produsen, yang ditunjukan oleh tingkat harga
yang relatif tinggi. Hal tersebut dikarenakan permintaan yang terus meningkat,
terutama dari China, India, Brazil dan negara-negara yang mempunyai pertumbuhan
ekonomi yang tinggi di Asia-Pasifik. Menurut IRSG, dalam studi Rubber
Eco-Project (2005), diperkirakan akanterjadi kekurangan pasokan karet alam
dalam dua dekade ke depan. Karena itu pada kurun waktu 2006-2025, diperkirakan
harga karet alam akan stabil sekitar US $ 2.00/kg. Dalam jangka pendek,
pertumbuhan ekonomi global tahun 2006 dan 2007 diperkirakan masih cukup baik,
hal tersebut dapat terjadi jika kenaikan harga minyak bumi, inflasi dan
kenaikan suku bunga tidak meperlambat pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang
masih tetap merupakan lokomotif ekonomi dunia. Perkembangan ekonomi global
tentunya akan mempengaruhi permintaan karet alam dan selanjutnya akan
mempengaruhi harga. Konsumsi karet alam pada tahun 2005 sebesar 8.74 juta
ton(pertumbuhan 5.1%), sementara itu produksi hanya sebesar 8.68 juta ton
(pertumbuhan 0.4%). Harga karet alam masih tetap mempunyai tendensi menaik pada
periode semester ke dua tahun 2006, hal tersebut dikarenakan permintaan masih
lebih besar dari penawaran dan pertumbuhan ekonomi global, terutama China,
Amerika Serikat dan Jepang masih ”firm and modest”. Jika ”investment fund” dan
spekulator melakukan aksi ”profit taking” pada pasar berjangka karet alam
(TOCOM), maka akan terjadi lonjakan naik-turun harga karet alam yang relatif
cukup besar. Harga karet alam yang relatif tinggi saat ini harus dijadikan
momentum bagi Indonesia, untuk mendorong percepatan peremajaan karet yang
kurang produktif dengan menggunakan klon-klon unggul dan perbaikan teknologi
budidaya lainnya. Pengambangan agribisnis karet di Indonesia perlu dilakukan
dengan cermat dengan melalui perencanaan dan persiapan yang matang, antara lain
dengan penyedian kredit peremajaan yang layak untuk karet rakyat, penyedian
bahan tanam karet klon unggul dengan persiapan 1-1,5 tahun sebelumnya, pola
kemitraan peremajaan, aspek produksi, pengolahan dan pemasaran dengan
perkebunan besar negara/swasta. Pada tingkat kebijakan nasional perlu adanya
lembaga (dewan komoditas/karet) yang membantu pengembangan industri karet di
Indonesia dalam semua aspek, mulai dari produksi, pengolahan bahan baku,
industri produk karet, serta pemasaran karet dan produk karet.
Pada tingkat implementasi perlu organisasi pelaksana yang
kompeten dan aturan main yang jelas, dalam hal ini tentunya juga terkait dengan
adanya otonomi daerah dan perlunya partsipasi/komitmen yang kuat dari
petani/pekebun karet.
KESIMPULAN
Melihat perkembangan sistem perekonomian di Indonesia melalui
strategi pedagang pasar melalui sistem perkembangan perekonomian, bahwa
pedagang pasar tradisional rata-rata memiliki tingkat pendidikan yang rendah
sehingga ketika para pedagang pasar ditanyai mengenai strategi apa agar bisa
bersaing dan bertahan untuk menarik pelanggan mereka agar tidak berpindah
mereka hanya bisa menjawab tidak ada strategi khusus hanya saja selalu
mengutamakan pelayanan dengan sikap yang ramah terhadap konsumen, memberikan
rasa kepercayaan penuh ketika ada konsumen yang ingin berhutang serta faktor
harga yang penting, harga faktor utama yang bisa menarik para
konsumen. Terkait dengan kedua jurnal lainnya bahwa dalam rangka
meningkatkan peran UKM, aspek mikro ekonomi juga perlu diterapkan. Salah
satunya pemikiran mengenai struktur pasar dan pembentukan harganya. Selain kitu
sistem perekonomian di Indonesia bisa melihat beberapa unsur pokok seperti
memanfaatkan Sumber Daya Alam yang tersedia, seperti perkembangan pasar dan
prospek agribisnis karet, melihat perkembangan pasar karet alam dalam kurun
waktu tiga tahun terakhir relative kondusif bagi produsen, yang ditunjukan oleh
tingkat harga yang relatif tinggi karena permintaannya yang terus meningkat
bagi sector perindustrian di beberapa Negara.
Namun hal tersebut tetap harus diperingati dengan menjaga
kondisi alam agar tetap bisa tersedia dalam kurun waktu yang cukup lama, meski
berbagai sistem perkembangan perekonomian di tanah air mengalami kemajuan yang
cukup pesat melalui berbagai macam aspek, tanpa mengenyampingkan struktur pasar
yang bersifat tradisional dan berpendidikan rendah, namun dapat
mengembangkannya melalui program-program unggulan sehingga sistem perkembangan
perokonomian bisa setara dengan tujuan yang ingin dicapai dan menyeimbangkan
persaingan.
Senin, 27 Mei 2013
PENDAHULUAN
Pertumbuhan pendidikan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi
mempengaruhi petumbuhan pendidikan. Di negara-negara maju, perhatian
pemerintahnya terhadap pembangunan sektor pendidikan sangat besar,
misalnya komitmen politik anggaran sektor pendidikan tidak kalah dengan
sektor lainnya, sehingga keberhasilan investasi pendidikan berkorelasi
dengan kemajuan pembangunan makronya. Belajar dari beberapa negara maju pemerintah
Indonesia harus mengambil langkah-langkah strategis dalam upaya membangun
pendidikan nasional. Investasi di bidang pendidikan secara nyata akan mendorong
kemajuan ekonomi dan menciptakan kesejahteraan sosial.
LATAR
BELAKANG
Pendidikan mempunyai peranan
penting dalam pertumbuhan ekonomi karena merupakan investasi untuk meningkatkan
keterampilan sumberdaya manusia, memperkuat modal fisik dan kemampuan
menyesuaikan pengetahuan teknik yang diterapkan pada mesin-mesin industri,
sehingga pendidikan dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang dilanda krisis
multidimensi menghadapi masalah ketimpangan distribusi pendapatan, kemiskinan,
keterbelakangan, pengangguran dan masalah lain yang lazim dihadapi oleh negara
sedang berkembang, menyadari sepenuhnya bahwa pendidikan adalah wahana
untuk memperluas akses dan mobilitas dalam masyarakat, baik vertikal maupun
horizontal serta salah satu instrumen untuk memberantas kemiskinan. Atas
dasar pemikiran inilah maka penulis ingin meneliti dampak pendidikan formal
terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana dampak stok daya manusia yang diwakili dengan tingkat
pendidikan yang dicapai oleh penduduk .Tingkat pendidikan yang dicapai penduduk
dibedakan antara pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak konsumsi pemerintah
dibidang pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Estimasi dilakukan dengan
menggunakan model regresi linier klasik (Ordinary Least Square). Data yang
dipergunakan adalah data runtun waktu sehingga harus lolos serangkaian uji
yaitu uji diagnostik, uji ekonometrik, uji statistik maupun uji teori ekonomi
agar diperoleh hasil estimasi yang terbaik. Hasil estimasi menunjukkan bahwa,
pertama dampak variabel kontrol yang terdiri dari proporsi angkatan kerja
Sumatera Utara dengan berbagai latar belakang pendidikan dan pertumbuhan
pengeluaran pemerintah untuk sektor pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi
ternyata positif dan signifikan.
Pendidikan Bagi Perekonomian Indonesia
Pendidikan adalah alat untuk
perkembangan ekonomi dan bukan sekedar pertumbuhan ekonomi. Salah satu
dari lima fungsi pendidikan adalah fungsi teknis-ekonomis baik padat ataran
individual hingga tataran global. Fungsi teknis –ekonomis merujuk pada
kontribusi pendidikan untuk perkembangan ekonomi. Misalnya pendidikan dapat
membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
hidup dan berkompetisi dalam ekonomi yang kompetitif. Semakin berpendidikan
seseorang maka, tingkat pendapatannya semakin baik. Hal ini dimungkinkan karena
orang yang berpendidikan lebih produktif bila dibandingkan dengan yang
tidak berpendidikan. Produktivitas seseorang tersebut dikarenakan dimilikinya
keterampilan teknis yang diperoleh dari pendidikan. Oleh karena itu salah satu
tujuan yang harus dicapai oleh pendidikan adalah mengembangkan
keterampilan hidup. Inilah sebenarnya arah kurikulum berbasis kompetensi,
pendidikan life skill dan broad based education yang dikembangkan di Indonesia
akhir-akhir ini. Di tahun 1992 sama struktur pendapatan yang terjadi di
Indonesia rata-rata, antara pedesaan dan perkotaan, pendapatan per tahun
lulusan universitas 3,5 juta rupiah, akademi 3 juta rupiah, SLTA 1,9 juta
rupiah, dan SD hanya 1,1 juta rupiah.
Fungsi kependidikan merujuk
pada sumbangan pendidikan terhadap perkembangan dan pemeliharaan pendidikan
pada tingkat sosial yang berbeda. Pada tingkat individual pendidikan
membantu siswa belajar cara belajar dan membantu guru cara mengajar. Orang yang
berpendidikan diharapkan memiliki kesadaran untuk belajar sepanjang hayat (life
long learning), selalu merasa ketinggalan informasi, ilmu pengetahuan
serta teknologi sehingga terus terdorong untuk maju dan terus belajar.
Di kalangan masyarakat luas
juga berlaku pendapat umum bahwa semakin berpendidikan maka, makin baik status
sosial seseorang dan penghormatan masyarakat terhadap orang yang berpendidikan
lebih baik daripada yang kurang berpendidikan. Orang yang berpendidikan
diharapkan bisa menggunakan pemikiran-pemikirannya yang berorientasi pada
kepentingan jangka panjang. Orang yang berpendidikan diharapkan tidak memiliki
kecenderungan orientasi materi atau uang apalagi untuk memperkaya diri sendiri.
Perkembangan ekonomi akan tercapai apabila sumberdaya manusianya memiliki
etika, moral, rasa tanggung jawab, rasa keadilan, jujur, serta menyadari hak
dan kewajiban yang kesemuanya itu merupakan indicator hasil pendidikan
yang baik. Inilah saatnya bagi negeri ini untuk merenungkan
bagaimana merencanakan sebuah ssstem pendidikan yang baik untuk mendukung
perkembangan ekonomi. Selain itu pendidikan juga sebagai alat pemersatu bangsa
yang saat ini sedang diancam perpecahan. Melalui fungsi-fungsi pendidikan di
atas yaitu fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya, dan fungsi
kependidikan maka negeri ini dapat disatukan kembali. Dari paparan di atas
tampak bahwa pendidikan adalah wahana yang amat penting dan strategi suntuk
perkembangan ekonomi dan integrasi bangsa. Singkatnya pendidikan adalah sebagai
investasi jangka panjang yang harus menjadi pilihan utama.
Senin, 19 November 2012
HAKIKAT
BISNIS INTERNASIONAL
Seperti
tersebut diatas bahwa Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang
dilakukan melewati batas -batas suatu Negara. Transaksi bisnis seperti ini
merupakan transaksi bisnis internasional. Adapun transaksi bisnis yang
dilakukan oleh suatu Negara dengan Negara lain yang sering disebut sebagai
Bisnis Internasional (International Trade). Dilain pihak transaksi bisnis itu
dilakukan oleh suatu perusahaan dalam sutu Negara dengan perusahaan lain atau
individu di Negara lain disebut Pemasaran Internasional atau International
Marketing. Pemasaran internasional inilah yang biasanya diartikan sebagai
Bisnis Internasional, meskipun pada dasarnya ada dua pengertian. Jadi kita
dapat membedakan adanya dua buah transaksi Bisnis Internasional yaitu :
a.
Perdagangan Internasional (International Trade)
Dalam hal perdagangan internasional yang
merupakan transaksi antar Negara itu biasanya dilakukan dengan cara tradisional
yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan impor
tersebut maka akan timbul “NERACA PERDAGANGAN ANTAR NEGARA” atau “BALANCE OF
TRADE”. Suatu Negara dapat memiliki Surplus Neraca Perdagangan atau Devisit
Neraca Perdagangannya. Neraca perdagangan yang surplus menunjukan keadaan
dimana Negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan
dengan nilai impor yang dilakukan dari Negara partner dagangnya. Dengan neraca
perdagangan yang mengalami surplus ini maka apabila keadaan yang lain konstan
maka aliran kas masuk ke Negara itu akan lebih besar dengan aliran kas
keluarnya ke Negara partner dagangnya tersebut. Besar kecilnya aliran uang kas
masuk dan keluar antar Negara tersebut sering disebut sebagai “NERACA
PEMBAYARAN” atau “BALANCE OF PAYMENTS”. Dalam hal ini neraca pembayaran yang
mengalami surplus ini sering juga dikatakan bahwa Negara ini mengalami
PERTAMBAHAN DEVISA NEGARA. Sebaliknya apabila Negara itu mengalami devisit
neraca perdagangannya maka berarti nilai impornya melebihi nilai ekspor yang
dapat dilakukannya dengan Negara lain tersebut. Dengan demikian maka Negara
tersebut akan mengalami devisit neraca pembayarannya dan akan menghadapi
PENGURANGAN DEVISA NEGARA.
b.
Pemasaran International (International Marketing)
Pemasaran internasional yang sering disebut
sebagai Bisnis Internasional (International Busines) merupakan keadaan dimana
suatu perusahaan dapat terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan Negara
lain, perusahaan lain ataupun masyarakat umum di luar negeri. Transaksi bisnis
internasional ini pada umumnya merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi
di luar negeri. Transaksi bisnis internasional semacam ini dapat ditempuh
dengan berbagai cara antara lain :
-
Licencing
-
Franchising
-
Management Contracting
-
Marketing in Home Country by Host Country
- Joint
Venturing
-
Multinational Coporation (MNC)
Semua
bentuk transaksi internasional tersebut diatas akan memerlukan transaksi
pembayaran yang sering disebut sebagai Fee. Dalam hal itu Negara atau Home
Country harus membayar sedangkan pengirim atau Host Country akan memperoleh
pembayaran fee tersebut.
ALASAN
MELAKSANAKAN BISNIS INTERNASIONAL
beberapa
alasan untuk melaksanakan bisnis internasional antara lain berupa :
1.
Spesialisasi antar bangsa – bangsa
Dalam
hubungan dengan keunggulan atau kekuatan tertentu beserta kelemahannya itu maka
suatu Negara haruslah menentukan pilihan strategis untuk memproduksikan suatu
komoditi yang strategis yaitu :
a.
Memanfaatkan semaksimal mungkin kekuatan yang ternyata benar-benar paling
unggul sehingga dapat menghasilkannya secara lebih efisien dan paling murah
diantara Negara-negara yang lain.
b.
Menitik beratkan pada komoditi yang memiliki kelemahan paling kecil diantara
Negara-negara yang lain
c.
Mengkonsentrasikan perhatiannya untuk memproduksikan atau menguasai komoditi
yang memiliki kelemahan yang tertinggi bagi negerinya
·
Keunggulan absolute (absolute advantage)
Suatu
negara dapat dikatakan memiliki keunggulan absolut apabila negara itu memegang
monopoli dalam berproduksi dan perdagangan terhadap produk tersebut. Hal ini akan
dapat dicapai kalau tidak ada negara lain yang dapat menghasilkan produk
tersebut sehingga negara itu menjadi satu-satunya negara penghasil yang pada
umumnya disebabkan karena kondisi alam yang dimilikinya, misalnya hasil
tambang, perkebunan, kehutanan, pertanian dan sebagainya.
·
Keunggulan komperatif (comparative advantage)
Konsep
Keunggulan komparatif ini merupakan konsep yang lebih realistik dan banyak
terdapat dalam bisnis Internasional. Yaitu suatu keadaan di mana suatu negara
memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk menawarkan produk tersebut
dibandingkan dengan negara lain. Kemampuan yang lebih tinggi dalam menawarkan
suatu produk itu dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk yaitu :
a.
Ongkos atau harga penawaran yang lebih rendah.
b. Mutu
yang lebih unggul meskipun harganya lebih mahal.
c.
Kontinuitas penyediaan (Supply) yang lebih baik.
d.
Stabilitas hubungan bisnis maupun politik yang baik.
e.
Tersedianya fasilitas penunjang yang lebih baik misalnya fasilitas latihan
maupun transportasi.
2.
Pertimbangan pengembangan bisnis
Perusahaan
yang sudah bergerak di bidang tertentu dalam suatu bisnis di dalam negeri
seringkali lalu mencoba untuk mengembangkan pasarnya ke luar negeri. Hal ini
akan menimbulkan beberapa pertimbangang yang mendorong mengapa suatu perusahaan
melaksanakan atau terjun ke bisnis internasiional tersebut :
a.
Memanfaatkan kapasitas mesin yang masih menganggur yang dimiliki oleh suatu
perusahaan
b.
Produk tersebut di dalam negeri sudah mengalami tingkat kejenihan dan bahkan
mungkin sudah mengalami tahapan penurunan (decline phase) sedangkan di luar
negeri justru sedang berkembang (growth)
c.
Persaingan yang terjadi di dalam negeri kadang justru lebih tajam katimbang
persaingan terhadap produk tersebut di luar negeri
d.
Mengembangkan pasar baru (ke luar negeri) merupakan tindakan yang lebih mudah
ketimbang mengembangkan produk baru (di dalam negeri)
e.
Potensi pasar internasional pada umumnya jauh lebih luas ketimbang pasar
domestic
TAHAP-TAHAP
DALAM MEMASUKI BISNIS INTERNASIONAL
Perusahaan
yang memasuki bisnis internasional pada umumnya terlibat atau melibatkan diri
secara bertahap dari tahap yang paling sederhana yang tidak mengandung resiko
sampai dengan tahap yang paling kompleks dan mengandung risiko bisnis yang
sangat tinggi. Adapun tahap tersebut secara kronologis adalah sebagai berikut :
1.
Ekspor Insidentil
2.
Ekspor Aktif
3.
Penjualan Lisensi
4.
Franchising
5.
Pemasaran di Luar Negeri
6.
Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri
EKSPOR
INSIDENTIL (INCIDENT At EXPORT)
Dalam
rangka untuk masuk ke dalam dunia bisnis Internasional suatu perusahaan pada
umumnya dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu dengan melakukan
ekspor insidentil. Dalam tahap awal ini pada umumnya terjadi pada saat adanya
kedatangan orang asing di negeri kita kemudian dia membeli barang-barang dan
kemudian kita harus mengirimkannya ke negeri asing itu.
EKSPOR
AKTIF (ACTIVE EXPORT)
Tahap
terdahulu itu kemudian dapat berkembang terus dan kemudian terjalinlah hubungan
bisnis yang rutin dan kontinyu dan bahkan transaksi tersebut makin lama akan
semakin aktif. Keaktifan hubungan transaksi bisnis tersebut ditandai pada
umumnya dengan semakin berkembangnya jumlah maupun jenis komoditi perdagangan
Internasional tersebut. Dalam tahap aktif ini perusahaan negeri sendiri mulai
aktif untuk melaksanakan manajemen atas transaksi itu. Tidak seperti tahap awal
di mana pengusaha hanya bertindak pasif. Oleh karena itu dalam tahap ini sering
pula disebut sebagai tahap “ekspor aktif”, sedangkan tahap pertama tadi disebut
tahap pembelian atau “Purchasing”.
PENJUAlAN
LISENSI (LICENSING)
Tahap
berikutnya adalah tahap penjualan Iisensi. Dalam tahap ini Negara pendatang
menjual lisensi atau merek dari produknya kepada negara penerima. Dalam tahap
yang dijual adalah hanya merek atau lisensinya saja, sehingga negara penerima
dapat melakukan manajemen yang cukup luas terhadap pemasaran maupun proses
produksinya termasuk bahan baku serta peralatannya. Untuk keperluan pemakaian
lisensi tersebut maka perusahaan dan negara penerima harus membayar fee atas
lisensi itu kepada perusahaan asing tersebut.
FRANCHISING
Tahap
berikutnya merupakan tahap yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan di suatu
negara menjual tidak hanya lisensi atau merek dagangnya saja akan tetapi
lengkap dengan segala atributnya termasuk peralatan, proses produksi,
resep-resep campuran proses produksinya, pengendalian mutunya, pengawasan mutu
bahan baku maupun barang jadinya, serta bentuk pelayanannya. Cara ini sering
dikenal sebagai bentuk “Franchising”. Dalam hal bentuk Franchise ini maka
perusahaan yang menerima disebut sebagai “Franchisee” sedangkan perusahaan
pemberi disebut sebagai “Franchisor”. Bentuk ini pada umumnya berhasil bagi
jenis usaha tertentu misalnya makanan, restoran, supermarket, fitness centre
dan sebagainya.
HAMBATAN
DALAM MEMASUKI BISNIS INTERNASIONAL
Melaksanakan
bisnis internasional tentu saja akan lebih banyak memiliki hambatan ketimbang
di pasar domestic. Negara lain tentu saja akan memiliki berbagai kepentingan
yang sering kai menghambat terlaksannya transaksi bisnis internasional.
Disamping itu kebiasaan atau budaya Negara lain tentu saja akan berbeda dengan
negeri sendiri. Oleh karena itu maka terdapat beberapa hambatan dalam bisnis
internasional yaitu :
1.
Batasan perdagangan dan tariff bea masuk
2.
Perbedaan bahasa, social budaya/cultural
3.
Kondisi politik dan hokum/perundang-undangan
4.
Hambatan operasional
PERBEDAAN
BAHASA, SOSIAL BUDAYA / KULTURAL
Perbedaan
dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis
Internasional, hal ini disebabkan karena bahasa adalah merupakan alat
komunikasi yang vital baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Tanpa komunikasi
yang baik maka hubungan bisnis sukar untuk dapat berlangsung dengan Iancar.
Hambatan bahasa ini pada saat ini semakin berkurang berkat adanya bahasa
Internasional yaitu bahasa lnggris. Meskipun demikian perbedaan bahasa ini
tetap merupakan hambatan yang harus diwaspadai dan dipelajari dengan baik
karena suatu ungkapan dalam suatu bahasa tertentu tidak dapat diungkapkan
secara begitu saja (letterlijk) dengan kata yang sama dengan bahasa yang lain.
Bahkan suatu merek dagang atau nama produk pun dapat memiliki arti yang lain
dan sangat negatif bagi suatu negara tertentu. Sebagai contoh pabrik mobil
Chevrolet yang memberikan nama suatu jenis mobilnya dengan nama “Chevrolet’s
Nova”, pada hal di negara Spanyol kata “No Va” berarti “tidak dapat berjalan”.
Oleh karena itu maka sangat sulit untuk memasarkan produk tersebut di negara
Spanyol tersebut.
HAMBATAN
POLITIK, HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN
Hubungan
politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain juga akan
mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis dari kedua negara tersebut. Sebagai
contoh yang ekstrim Amerika melakukan embargo terhadap komoditi perdagangan
dengan negara-negara Komunis.
Ketentuan
Hukum ataupun Perundang-undang yang berlaku di suatu negara kadang juga
membatasi berlangsungnya bisnis internasional. Misalnya negara-negara Arab
melarang barang-barang mengandung daging maupun minyak babi.
HAMBATAN
OPERASIONAL
Hambatan
perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah berupa masalah
operasional yakni transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan
tersebut dari negara yang satu ke negara yang lain. Transportasi ini seringkali
sukar untuk dilakukan karena antara kedua negara itu belum memiliki jalur
pelayaran kapal laut yang reguler. Hal ini akan dapat mengakibatkan bahwa biaya
pengangkutan atau ekspedisi kapal laut untuk jalur tersebut akan menjadi sangat
mahal.
PERUSAHAAN
MULTINASIONAL
Perusahaan
multinasional pada hakikatnya adalah suatu perusahaan yang melaksanakan
kegiatan secara internasional atau dengan kata lain melakukan operasinya di
beberapa Negara. Perusahaan macam ini sering disebut Multinasional Corporations
yang biasanya disingkat MNC. Era Globalisasi yang melanda dunia pada saat ini
dimana dalam kondisi itu tidak ada satu Negara pun di dunia ini yang terbebas
dan tak terjangkau oleh pengaruh dari Negara lain. Setiap Negara setiap saat
akan selalu terpengaruh oleh tindakan yang dilakukan oleh Negara lain. Hal ini
bisa terjadi karena pada saat ini kita berada dalam abad komunikasi, sehingga
dengan cara yang sangat cepat dan bahkan dalam waktu yang bersamaan kita dapat
mengetahui suatu kejadian yang terjadi di setiap Negara di manapun di dunia
ini.
Sumber :
Benturan dengan Kepentingan Mayarakat
Proses produksi seringkali menyebabkan benturan kepentingan
antara masyarakat dengan perusahaan. Hal ini dapat terjadi pada berbagai
tingkat perusahaan (besar, menengah maupun perusahaan besar). Benturan ini
terjadi karena perusahaan menimbulkan polusi baik udara, air, limbah, dan
lainnya. Klasifikasi aspek pendorong dalam menunaikan tanggung jawab sosial,
maka perusahaan dituntut untuk mematuhi etika bisnis. Hal-hal pendorong
dilaksanakannya etika bisnis :
Dorongan dari pihak luar, dari lingkungan masyarakat seringkali
menghadapi kendala berupa adanya biaya tambahan yang kadang cukup besar bagi
perusahaan dan diperhitungkan biaya tambahan untung-rugi usaha
Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri, sisi pebisnis yang
melibatkan rasa, karsa, karya yang ikut mendorong diciptakanya etika bisnis
yang baik dan jujur. Penerapan prinsip manejemen terbuka hubungan industrial
pancasila, pengendalian mutu terpadu dengan gugus kendali mutunya merupakan
contoh penerapan manejemen yang berorientasi hubungan kemanusian.
Aspek Bisnis
Aspek yang terdapat pada studi kelayakan proyek atau bisnis yang
terdiri dari berbagai aspek yang sudah disebutkan di atas antara lain :
· Aspek
hukum; Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana proyek akan dibangun
yang meliputi ketentuan hukum yang berlaku termasuk seperti: perijinan
(sertifikat, NPWP, SIUP setempat, dan lain sebagainya).
· Aspek
sosial ekonomi dan budaya; Berkaitan dengan dampak yang diberikan kepada
masyarakat karena adanya suatu proyek.
· Aspek
pasar dan pemasaran; Berkaitan dengan adanya peluang pasar untuk suatu produk
yang akan di tawarkan oleh suatu proyek tersebut, seperti potensi pasar, jumlah
konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan atau hasrat untuk
membeli, daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang mencakup
tentang perilaku, kebiasaan, preferensi konsumen,kecenderungan permintaan masa
lalu, pemasaran, menyangkut tentang starategi yang digunakan untuk meraih
sebagian pasar potensial atau pelung pasar atau seberapa besar pengaruh
strategi tersebut dalam meraih besarnya market share.
· Aspek
teknis dan teknologi; Berkaitan dengan pemilihan lokasi peroyek, jenis mesin,
atau peralatan lainnya yang sesuai dengan kapasitas produksi, lay out, dan
pemilihan teknologi yang sesuai.
· Aspek
manajemen; Berkaitan dengan manajemen pembangunan proyek dan operasionalnya.
· Aspek
keuangan; Berkaitan dengan sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi
pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.
Dorongan Tanggung Jawab Sosial
Kebijakan CSR kami didasarkan pada 7 pilar dan mendefinisikan
praktek terbaik untuk mengadopsi dalam transaksi bisnis dengan seluruh pemangku
kepentingan Aden Layanan, termasuk pelanggan, pemasok, karyawan, dan
masyarakat, untuk lebih alamat masa depan.
Tanggung Jawab Kami Perusahaan Komite memastikan Aden Layanan mendefinisikan
dan menerapkan kebijakan perusahaan yang bersangkutan mengenai standar etika
dan tanggung jawab perusahaan.
1. KARYAWAN
Aden Layanan bertujuan untuk menyediakan tempat yang bagus untuk bekerja, kaya
akan keragaman dan bakat: kami memupuk perbedaan individu dan kesempatan yang
sama untuk semua, meningkatkan partisipasi karyawan, mendorong pengembangan
profesional, dan karyawan dukungan kesejahteraan.
Kami juga mendukung perlindungan dan pelestarian hak asasi manusia di tempat
kerja dan dibimbing oleh prinsip-prinsip dasar Perserikatan Bangsa-Bangsa
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan International Labour Organization
(ILO) Konvensi Inti. Komitmen kami adalah demikian diwujudkan dalam Kode Etik
dan dalam kebijakan sumber daya manusia dan praktek.
Kami juga terlibat dan melengkapi seluruh karyawan kami untuk membangun
pemikiran dan praktek keberlanjutan ke dalam pekerjaan sehari-hari mereka.
2 - NASABAH
Layanan Aden tempat penting pada tantangan untuk membawa kepuasan kepada
pelanggan setiap hari. Kami mengantisipasi perkembangan pasar, dan terus
berinovasi untuk memberikan layanan baru dan solusi yang melampaui harapan
pelanggan kami.
Kami juga berkomitmen untuk terus memperbaiki kinerja kita dan kita mencari
solusi cerdas untuk memenuhi kebutuhan pelanggan kami. Itulah mengapa kami
survei pelanggan kami setiap tahun untuk mengidentifikasi setiap wilayah
membutuhkan perbaikan.
3 - PEMASOK
Untuk mengamankan sumber lokal yang memadai, kami bertujuan membangun kemitraan
jangka panjang dengan pemasok utama, dengan mempromosikan dialog yang
berkelanjutan dengan mereka.
Aden Services Supplier Kode menetapkan standar minimum yang kita meminta
pemasok kami untuk menghormati dan mematuhi, dengan mencapai spesifikasi dan
persyaratan minimum.
Kami melakukan penilaian pemasok awal sebelum mendaftarkan mereka ke dalam
daftar pemasok yang lebih disukai.
Kami juga melakukan audit berkala untuk memantau dan memastikan pelaksanaan
prinsip-prinsip ini setelah mereka memiliki status ini pemasok pilihan, untuk
memastikan mereka tetap memenuhi standar kualitas kami.
4 - ETIKA & PERILAKU BISNIS
Layanan Aden memastikan peraturan etik sedang dimiliki oleh semua orang di
perusahaan.
Aden Layanan menghormati hukum dan peraturan negara tempatnya beroperasi dan
melarang segala bentuk korupsi. Integritas, transparansi dan peningkatan
kinerja melalui inovasi dan manajemen ketat secara terus menerus memberi
inspirasi perilaku dan tindakan kita.
Nilai-nilai ini membimbing kita dalam keputusan kita, sebagai kepercayaan
stakeholder 'dan kepercayaan sangat penting bagi keberhasilan kami.
5 - KEAMANAN PANGAN & KUALITAS
Pada Aden Layanan, kami berusaha untuk memastikan bahwa makanan yang kita
melayani di kantin klien kami dan kafetaria aman, telah tumbuh dan diproduksi
di bawah kondisi yang bertanggung jawab sosial dan lingkungan dan bahwa hal itu
sesuai dengan undang-undang nasional dan kesepakatan.
pemasok kami kode etik, menyatakan persyaratan minimum, kami mengharapkan untuk
produk makanan.
Layanan Aden bersertifikat ISO 9001:2000 dan kami suplemen standar ISO dengan
sistem keselamatan dan kualitas dikembangkan secara khusus untuk bisnis kami.
Kami menaruh perhatian besar terhadap proses HSE dan telah mengembangkan
rencana untuk menangani dan mencegah bahaya keamanan pangan (HACCP), untuk
mematuhi praktek-praktek yang bertanggung jawab dan memastikan komitmen kami
terhadap kesehatan dan keselamatan.
Kami juga membantu konsumen kami untuk membuat pilihan makanan informasi dengan
membuat informasi nutrisi tersedia dalam cara yang mudah dimengerti, dan kami
menawarkan berbagai macam pilihan lezat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan kami
dan rasa.
6 - LINGKUNGAN
operasi Aden Layanan 'tidak, secara umum, menghasilkan banyak polusi.
Namun kami bertujuan untuk meningkatkan profil lingkungan perusahaan kami
dengan mengelola berbagai dampak lingkungan langsung dan tidak langsung
berkaitan dengan operasi kami. Saat ini kami fokus pada beberapa isu kunci:
mengendalikan air dan konsumsi energi, mengurangi limbah dan praktek daur ulang
mengadopsi.
Kantor kami disertifikasi dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh Kantor Eco
asosiasi Roots & Shoots (a Jane Goodall asosiasi).
Meningkatkan kesadaran karyawan lingkungan juga merupakan bagian dari pelatihan
awal bahwa masing-masing staf kami terima saat mereka mulai bekerja di Aden
Layanan.
7 - KOMUNITAS
Dengan operasi di beberapa negara, kami selalu merekrut karyawan lokal,
sehingga menawarkan kesempatan kerja upah-produktif untuk keluarga lokal.
Kami mendorong cabang-cabang lokal kami mengandalkan bila memungkinkan pada
penyedia lokal, khususnya petani untuk produk segar. Pada hari ini, lebih dari
70% produk kita menggunakan dibeli secara lokal.
Kami juga memberdayakan orang-orang kami untuk memberikan kontribusi positif
kepada masyarakat lokal dengan mempromosikan dua cara kegiatan keterlibatan
masyarakat; program investasi komunitas yang fokus pada relawan karyawan, dan
program pemberian amal.
Dalam dorongan dari solidaritas sosial, Aden Jasa telah memilih untuk mendukung
Junior Chamber Prancis dan inisiatif dengan anak yatim piatu dan penyandang
cacat mental (Lupakan-aku-bukan program), serta asosiasi seperti "Anak
Madaifu" atau sumbangan pakaian untuk program relokasi Crowne.
Penanggulangan Bencana
Setelah gempa bumi Sichuan yang melanda sebagian besar wilayah Sichuan pada Mei
2008, Aden Layanan mengirimkan tim bantuan khusus di sana untuk memberikan
bantuan logistik kepada para korban dan disumbangkan untuk proyek rekonstruksi.
Etika Bisnis
Istilah Etika diartikan sebagai perbuatan standar (standard
of conduct) yang memimpin individu dalam membuat keputusan. Etika
adalah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang
dilakukan oleh seseorang. Etika bisnis tersebut meliputi etika dalam
berinteraksi, yaitu:
1. Interaksi dengan konsumen
2. Interaksi dengan produsen lain
3. Iklan terhadap anak-anak
4. Iklan jasa professional
5. Iklan rokok, minuman yang memabukan
6. Etika dan suppliers
7. Etika terhadap pesaing
8. Etika hubungan dengan karyawan
9. Etika hubungan dengan public (Buchori Lama
168-176:1988).
Jenis-jenis Sistem Perekonomian:
A. Hubungan antara bisnis dengan Konsumen
Bentuk hubungan antara perusahaan bisnis dengan konsumen yang
terjalin dengan baik, sehingga terbentuk suatu keharmonisan. Bisnis yang
berlaku jujur terhadap konsumen, dan tidak memanfaatkan konsumen.
B. Hubungan antara bisnis dengan Karyawan
Bentuk hubungan ini meliputi : penerimaan ( recruitmen ),
latihan ( training ), promosi, transfer, demosi maupun pemberhenti (
termination ). Dimana semua bentuk hubungan tersebut harus dijalan secara
objektif dan jujur.
C. Hubungan antar bisnis
Pemberian informasi hubungan yang terjadi diantara perusahhan,
baik perusahaan kolega,pesaing,penyalur,grosir maupun distributornya.
D. Hubungan antara bisnis dengan investor
Pemberian informasi yang benar terhadap investor maupun calon
investor merupakan bentuk hubungan ini. Sehingga dapat menghimdari
pengambilan keputusan yang keliru. Hubungan dengan lembaga-lembaga
keuangan.
E. Hubungan antara bisnis dengan Lembaga Keuangan
Jawatan pajak pada umumnya merupakan hubungan yang bersifat
financial, berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan. Pelaksanaan tanggung
jawab social merupakan penerapan dan pelaksanaan kepedulian bisnis terhadap
lingkungan serta mengikuti etika bisnis. Penerapan etika bisnis adalah maksud
dari konsep stakcholder yang berlawan dengan konsep stockholder.
Bentuk-bentuk TanggungJawab Sosial Suatu Bisnis
Pelaksanaan hubungan industrial pancasila (HIP)
Kesepakatan Kerja Bersama ( KKB ) merupakan bentuk pelaksanaan
yang telah banyak dijalankan pengusahan dengan karyawannya dan dituangkan dalam
buku. Dimana diatur kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberapa contoh hak
karyawan adalah cuti, tunjangan hari raya,dan pakaian kerja.
Analisi dampak lingkungan (AMDAL)
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu
usaha dan/ atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/
atau kegiatan.
Dasar hukum AMDAL adalah PP No.27/ 1999 yang didukung oleh paket keputusan
menteri lingkungan hidup tentang jenis usaha dan/ atau kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan AMDAL dan keputusan kepala BAPEDAL tentang pedoman penentuan
dampak besar dan penting.
Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha atau
kegiatan pembangunan dapat berjalan secara berkesinambungan tanpa merusak
lingkungan hidup. Dengan melalui studi AMDAL diharapkan usah dan / atau
kegiatan pembangunan dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara
efisien, meminimumkan dampak negatip dan memaksimalkan dampak positip terhadap
lingkungan hidup.
Umumnya yang bertanggung jawab terhadap koordinasi proses pelaksanaan AMDAL
adalah BAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan).
Penerapan prinsip kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan mempergunakan
alat-alat yang berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman,masker
pelindung maupun pakaian khusus lainnya. Hal ini dilakukan karena keselamatan
pekerja juga merupakan tanggung jawab suatu perusahaan, dan yang harus diingat
adalah pekerja merupakan asset perusahaan.
Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara
dan perkebunan kecil milik masyarakat. Perkebunan besar sebagai inti dan motor
penggerak perkebunan, dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil
di sekitarnya yang berfungsi sebagai plasma.
Sistem “Bapak angkat dan anak angkat”
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha
kecil/menengah sebagai mitra kerja. Sehingga antara mereka terbinalah hubungan
kerja yang menuntut profesionalisme dan tanggung jawab sosial. Terkadang hal
ini menyebabkan masalah kepada pengusaha besar, maka dari itu dibutuhkan
kesadaran tinggi akan tanggng jawab dalam pelaksanaannya.
Sumber :